Label

Sabtu, 18 Februari 2012

Sang Pemangsa

Bagai seekor singa yang merebah pada anak rusa
seolah mengharap belas kasih sang mangsa
betapa lemahnya diri sang pemangsa
Dia kuat
menerkam adalah kebiasaannya
mencabik-cabik daging mangsa adalah kesehariannya
Lalu?
ada yang tidak ia punya
hidup tidak hanya butuh kemenangan
bagi Sang Raja
Sang Pemangsa
kemenangan sudah disandangnya
hingga gelar itu sudah tidak pantas
karena lawan sudah tiada
Tapi,
lihatlah rusa-rusa yang bergerombol
saling becanda berpesta rerumputan hijau
hidup penuh kedamaian dengan sesamanya
tak perlu ada kemenangan
tak perlu ada kekalahan dan kematian
tak perlu saling mangsa
Hhmm...
nampaknya Sang Pemenang menginginkannya

Senin, 02 Januari 2012

Matilah

Ibarat laron yang mengira cahaya adalah kebahagiaan
tapi nyatanya membakar dirinya
musnah oleh janji palsu yang ia hayalkan
Tapi bukankah lampu itu tak pernah berniat memaerkan keindahannya?
hanya saja sang laron tergoda oleh kecerahan
ia kira yang indah menggembirakan
sehingga ia beterbangan bahkan merangkulnya hingga tubuhnya hangus
Musnah

di sana

Aku ingin berteriak sekeras-kerasnya
hingga tak seorang pun yang sanggup mendengar
dan kata-kataku adalah hal-hal yang amat remeh
hingga orang-orang akan berebut untuk mendengar dengan ketuliannya
Kalau perlu aku akan naik ke puncak gunung tertinggi
bahkan yang ketinggiannya tak mampu diukur oleh siapa pun dan apapun
lalu berteriak sekuatnya
Hhmm...
mungkin awan akan menepi
agar suaraku sanggup rayapi langit
bagai balita yang baru sanggup menyeret-nyeret tubuhnya di lantai
dan taufan akan menerbangkan dengan keganasannya
mengombang-ambingkannya hingga hancur lebur
dan setiap telinga yang mendengar akan mengira itu nyanyian angin
dan aku termangu sendiri
berdiri di atas batu di puncak gunung tertinggi tanpa siap-siapa

Hhh...

Kalau aku diam
bukanlah aku bongkah batu
mungkin itulah badai yang sedang mengamuk hebat
tetapi terlalu hebat ia mengamuk
hingga hanya dirinya yang mungkin akan hancur nantinya
kehebatan amukannya sanggup melindungi setiap yang di sekitarnya
bahkan mampu ukirkan sesungging senyum kegembiraan
ya, karena menurutku, singa yang paling buas dan ganas
adalah singa yang mampu mengalahkan dirinya
karena seisi hutan telah menganggapnya sebagai raja
yang berarti yang terkuat

yaaaaa, begitu

Sejauh apapun
kurasa tak ada angin topan terhebat yang sanggup halangi
ombak yang mengamuk hanyalah riak air sungai di kali kecil
toh dunia ini hanyalah bintik kecil
ruangku ruang terbesar
jangankan seluruh jagad raya
Penciptanya pun ada di sana
bahkan aku pun ada di sana
Aku bukan ngelantur
hanya saja kata-kataku sedang sulit dipahami
mungkin hanya kalian yang tidak bisa membaca yang bisa memahami
atau kalian yang buta
yang tuli
bahkan mungin kalian yang mati
tapi kata-kataku bukan kata-kata kematian
mungkin ini kata-kata yang tidak akan mati?
ah, mana ada mahluk yang tidak mati?
apalagi hanya kata-kata
tapi aku sendiri sulit melupakan
meski sebenarnya aku memang tidak perna tahu juga tidak memahaminya
tapi akku tidak bingung
kebingungan telah menuntunku pada jalanku
dan aku tidak pernah berhenti bergerak seperti angin
karena diamku berarti aku tidak ada
Mungkin kalian bertanya, "Tidak lelahkah aku?"
Hhmm...
Kurasa kalian sudah sepantasnya untuk tidak menanyakannya
ya, kalian sudah lebih memahami, lebih dari aku sendiri
Aku kuat seperti singa
tapi singa tidaklah lebih kuat dari seekor anak rusa kecil
tenaganya, bahkan hidupnya adalah kematian si anak rusa
ia, hidup singa yang katanya paling kuat adalah ujung kehidupan seekor anak rusa
Berartikah itu, "Bila rusa-rusa dan sahabat-sahabatnya ditakdirkan hidup abadi, sang raja hutan harus tiada"?
Hidup
Lalu bagaimana kalau kukatakan, "Yang paling kuat adalah mereka yang lebih lemmah dari yangpaling lemah"?
Hidup

katakata

Bukan kata-kata tidak berarti

hanya saja aku sedang ngelantur

tanpa sadar mengucapkan kata-kata

tanpa menimbang dipahami atau tidak

tapi itulah kata hati yang sebenarnya

tergerak tanpa ada yang menggerakkan

mengalir meliuk-liuk lebih indah dari sungai di pegunungan

terbang tanpa sayap, namun lebih tinggi dari terbangnya elang paling perkasa

ia menjawab tanpa mmenunggu tanya


Rabu, 07 Desember 2011

Evening

    It was evening, the silent place, on the river bank. she walked alone, no one accompanied. It was a little windy moment, some times her face was touched by falling leaves. But, she didn't care them, stared at the moon, as wanted to get it on her hand.
     A man stood on her way. She stopped, stared at him. He took a deep breath, said no word. "Who're you?" she asked. But, the man was silent. She smiled at him, was very nice. He turned around, as investigated if any one was. But suddenly, she kicked him down the river. 



by Rugyinsun

Flash Fiction